Kolaborasi Pengabdian Dosen
https://www.suaramerdeka.com/pendidikan/pr-041391203/kampus-angkat-uwi-ungu-jadi-bahan-pangan-utama-bermanfaat-bagi-kesehatan
https://www.suaramerdeka.com/pendidikan/pr-041391203/kampus-angkat-uwi-ungu-jadi-bahan-pangan-utama-bermanfaat-bagi-kesehatan
Program Studi (Prodi) Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) memberikan edukasi terkait keamanan pangan di masa pandemi Covid-19 bagi ibu-ibu PKK melalui grup WhatsApp (WA), Minggu (18 Juli 2021).
oleh: Rachmawati Widyaningrunm, S.Gz.M.PH
Tahukah kamu?
Saat berpuasa, karena terbatasnya makanan yang dikonsumsi, tubuh melakukan penyesuaian dengan meminimalkan energi yang dikeluarkan dan menyimpan sebanyak mungkin cadangan energi saat makanan tersedia. Misalnya saat sahur dan buka. Hal ini dilakukan untuk memastikan tubuh memiliki cukup cadangan energi dan tetap dapat berfungsi secara normal selama kamu berpuasa, seperti bekerja, belajar, dan aktivitas-aktivitas lain.
Perubahan pola makan yang mendadak saat lebaran, menyebabkan tubuh belum terbiasa dengan pola baru, dan masih mengikuti pola penggunaan energi yang sama saat berpuasa. Makanan yang kamu konsumsi saat lebaran akan dianggap tubuh sebagai sumber cadangan energi dan sebagian besar akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk jaringan lemak. So, jangan kaget kalau saat lebaran makanmu tidak terkontrol, jarum timbanganmu akan segera geser ke kanan lagi!
Ingat juga bahwa menu lebaran biasanya didominasi oleh makanan manis dan berlemak/bersantan yang jelas tinggi kalori. Jadi jika ingin berat badanmu tetap stabil selepas lebaran, pastikan makan secukupnya, batasi konsumsi minuman dan makanan manis. Selain itu, perbanyak makan sayur, buah, serta air putih, dan tetap luangkan waktu untuk aktivitas fisik. Puasa sunnah syawal juga akan membantu tubuhmu untuk bisa lebih mudah beradaptasi dengan pola makan yang baru selepas ramadhan.
Semoga bermanfaat, stay safe and be healthy!
Penulis: Khairunisa Ramadhani, S.Gz., M.Pd
Seiring dengan berkembangnya zaman dan melesatnya teknologi, Pandangan manusia terhadap makanan tidak lagi hanya persoalan “kenyang” tetapi juga disertai pada sudut pandang seperti memiliki tampilan yang menarik, rasanya enak dan lezat, juga bermanfaat untuk tubuh. Sasyangnya, trend makanan siap saji sudah mulai banyak menarik perhatian diberbagai kalangan, khususnya remaja.
Tanpa disadari, dibalik rasanya yang lezat dan tampilannya yang mengguggah selera, makanan siap saji mengandung kalori tinggi yang berasal dari gula, kandungan garam, lemak jenuh, pengawet, serta zat tambahan makanan lainnya yang bila dikonsumsi sehari-hari meberikan dampak yang tidak baik dan efek yang buruk untuk tubuh kita. Penyakit tidak menular terkait gizi seperti obesitas, Diabetes Melitus, Hipertensi, dan bahkan Penyakit Jantung Koroner saat ini tidak hanya menyerang pada kaum tua, tapi juga sudah banyak ditemukan pada kaum remaja.
Penulis: Rachmawati Widyaningrum, S.Gz., M.PH
Pandemi Coronavirus 19 atau lebih dikenal dengan Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk diantaranya kesehatan anak. Meskipun data-data terkait virus tersebut menunjukkan bahwa kelompok yang paling berisiko terinfeksi penyakit ini adalah kelompok usia tua, namun kesehatan anak-anak juga menjadi salah satu aspek rentan akibat terganggunya kesejahteraan mereka yang terdampak perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga selama pandemi1.
Disisi lain, usia Balita (Bawah Lima Tahun) merupakan usia yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak, terutama bagi mereka yang masuk dalam usia 1000 hari pertama kehidupan (2 tahun pertama). Dalam periode ini, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memantau tumbuh kembang mereka untuk memastikan indikator-indikator kesehatan anak terpenuhi dengan baik. Kemenkes RI, pada Hari Anak Nasional telah merilis artikel tentang ciri-ciri anak yang sehat diantaranya : 1) anak tumbuh sesuai usianya yang bisa diukur dengan indikator BB, TB, dan lingkar kepala dan lengan, 2) anak jarang sakit, cerita, aktif dan bermata cerah, 3) anak berkembang sesuai tahapan perkembangan usianya, dari sisi bahasa, kognitif, dan psikososial.
Mengingat pemenuhan gizi anak melalui pemberian makan merupakan aspek yang sangat menentukan kesehatan anak, WHO memberikan rekomendasi tentang standar emas makanan bayi & anak yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Air Susu Ibu (ASI) Esklusif, Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan melanjutkan menyusui hingga anak berusia minimal 2 tahun. Selain itu, pemantauan tumbuh kembang anak juga direkomendasikan dilakukan secara berkala atau di Indonesia lebih dikenal dengan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dilaksanakan setiap bulan sekali.
Penulis: Rosyida Awalia Safitri, S.Gz., M.Imun
“Let food be thy medicine and medicine be thy food”, kutipan ini dicetuskan oleh Hippocrates dan merupakan kutipan populer di kalangan para ahli gizi di Indonesia. Dari kutipan Hippocrates tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa makanan dapat menjadi obat bagi tubuh kita. Namun, dari makanan juga kita bisa mengalami sakit. Untuk itu, keseimbangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan perlu kita kontrol.
Diabetes Mellitus tipe 2 (DM tipe-2) merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh loss control kita dalam makanan. Diet tinggi energi dan lemak merupakan faktor utama penyebab DM tipe-2. Di era pandemi CoViD-19 ini DM tipe-2 merupakan salah satu komorbid, selain TBC dan hipertensi, yang menyebabkan tingginya tingkat kematian akibat CoViD-19 di Indonesia. Lalu, bagaimana DM tipe-2 ini dapat memperparah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini?
Penulis: Dr. Dyah Suryani, M. Kes
Penyakit COVID-19 (disebabkan oleh novel coronavirus SARS-CoV-2) adalah penyakit yang mudah menular yang teridentifikasi Desember 2019. COVID-19 ditetapkan oleh WHO sebagai wabah pandemik global (11 Maret 2020) karena tingkat penyebaran dan penularannya yang cepat dan semakin meluas. Di Indonesia, COVID-19 sudah menelan korban hingga ratusan jiwa dan melumpuhkan berbagai aspek sosial, ekonomi, pertahanan, hingga kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Coronavirus ini menyebar dari orang ke orang terutama melalui droplets saat orang batuk, bersin, atau menghembuskan napas. Saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa penularan COVID-19 terkait dengan makanan. Food and Drug Administration (FDA) menyatakan, wabah sebelumnya terkait dari coronavirus, khususnya MERS-coronavirus (MERS-CoV) dan SARS-coronavirus (SARS-CoV), menunjukkan bahwa makanan bukanlah rute penularannya. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 berbeda dalam hal ini. Penularan memang mungkin terjadi jika individu yang terinfeksi menyentuh makanan, dan tak lama kemudian, individu lain memegang makanan tersebut dan kemudian menyentuh matanya atau selaput lendir mulut atau tenggorokan. Oleh karena itu harus selalu berhati-hati mengingat droplet bisa jatuh di mana saja.
Alhamdulillah, Akhirnya usulan pembukaan prodi gizi telah memeroleh ijin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan SK No.5 Thn 2020 pertanggal 10 Januari 2020. Prosesi pemberian ijin dilakukan secara seremonial di Kampus utama UAD oleh Prof. Didi selaku Kepala LLDIKTI Wil.5.
Turut hadir BPH dan Rektor UAD, serta perwakilan undangan dari berbagai prodi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala LLDIKTI menyambut positif kehadiran prodi gizi dan berharap dapat memberikan kontribusi langsung kepada persoalan gizi yang dihadapi bangsa selama ini khususnya masalah stunting. Oleh karena itu, Beliau berpesan dan yakin prodi ini dan Kampus UAD khususnya dapat berkembang secara bertahap dimasa mendatang (28/2/2020) .
https://republika.co.id/berita/q5zz0z291/kampus-uad-buka-dua-prodi-baru

Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Kapas No.9, Semaki, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
Telepon : (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Ext. –
Faximille : 0274-564604
Email : info[at]gizi.uad.ac.id
Daftar di UAD dan kembangkan potensimu dengan banyak program yang bisa dipilih untuk calon mahasiswa
Informasi PMB
Universitas Ahmad Dahlan
Telp. (0274) 563515
Hotline PMB
S1 – 0853-8500-1960
S2 – 0878-3827-1960
